Sante KawanKau pun main tua, saya takkan ganggu-gugatSudah dimantan, biar cari aman, kami sudah dikawanTerus saya sampai darah naik, saya pun ni hati baikSaya juga bukan maling istri, cuma silaturahmiSante Kawan, jangan kau naik darah, sampai mau marah-marahLuka lama, bukan suka sayaJadi biasa sajaTerus saya sampai wakabani, biasa-biasa gajiSaya juga punya harga diri, jadi tak mungkin saya mau ambil lagiAduh Kawan, kenapa muka asam?Kau pun milik, saya tiakan *Jadi mantan, itu barang biasaAsal saja, jangan cemburu butaLuka lama, umpan bakal laiMakan puji, tak lelahi baikKau kira saya apa, sampai gila nafaiSante Kawan, kau pun maik tua, saya tak akan ganggu-gugatSudah dimantan, biar cari aman, kami sudah dikawanTerus saya sampai darah naik, saya pun ni hati baikSaya juga bukan maling istri, cuma silaturahmiSante Kawan, jangan kau naik darah, sampai mau marah-marahAduh Kawan, kenapa muka asam?Kau pun milik, saya tiakan *Jadi mantan, itu barang biasaAsal saja, jangan cemburu butaLuka lama, umpan bakal laiMakan puji, tak lelahi baikKau kira saya apa, sampai gila nafaiAduh Kawan, kenapa muka asam?Kau pun milik, saya tiakan *Jadi mantan, itu barang biasaAsal saja, jangan cemburu butaLuka lama, umpan bakal laiMakan puji, tak lelahi baikKau kira saya apa, sampai gila nafaiSante Kawan, kau pun maituahSaya terangkan ganggu-gugatSudah dimantan, biar cari aman, kami sudah dikawanTerus saya sampai darah naik, saya pun ni hati baikSaya juga bukan maling istri, cuma silaturahmiSaya juga bukan maling istri, cuma silaturahmiSante Kawan, jangan kau naik garaSampai mau marah-marahLuka lama, bukan suka sayaJadi biasa sajaTerus saya sampai waga baniBiasa-biasa gajiSaya juga punya harga diriJadi tak mungkin saya mau ambil lagi**