Mereka saling mencinta, berdua saling setia
Kayaknya rumah tangga, abadi selamanya
Damai dan setia, yang itu kurasa
Dan di antara kami, selalu menyayangi
Tak pernah kekurangan uang, sandang dan pangan
Saat malam berkumpul, kita makan bersama
Dengan adik tercinta, tawas selalu ada
Setiap liburan tiba, kita sekeluarga
Berlibur bersama, dengan hati pun tidak ada
Duka kita, oh sangat indahnya
Keharmonisan rumah tangga, kurasa
Hari berganti hari, waktu berganti waktu
Pernah suatu hari, saat mulai sekolah
Aku melihat ayah, dengan wanita lain
Dan itu bukan ibu
Dan aku pun berpikir, apa itu tak mungkin
Ayah bermesraan, dengan wanita lain
Walaupun rasyatkan, ini dengan ibu
Karena aku tak mau, sakit hati ibu
Tapi ibu mengerti, dan berkata padamu
Rasyakan semuanya nak, agar tak jadi masalah
Karena ibu takut, kehilangan ayah
Ibu selalu bersabar, dikalah ayah marah
Dulu tak begitu, ayah kini berubah
Senyuman ibu ku, untuk keluarga ku
Berkati duka lara, dan tangisan pilu
Dan tak sengaja ku, mengintip dari jendela
Saat pintu terkunci, dan mataku terbuka
Ibu ku tersintasa, kau memakai narkoba
Suntikan menjerat, pergelangan tangannya
Ingin ku teriak, namun aku tak bisa
Air mata yang jatuh, mulut ku terpaku
Takkan ku lupakan, kalah malam itu
Semenjak itu ibu, tersanggut kasus narkoba
Pekerjaan dan teman, hilang begitu saja
Setelah bercerai, ayah hilang entah kemana
Seperti debu jalanan, hilang begitu saja
Kini, tinggal aku berdua, dengan adik
Seperti ibuku, dia wanita yang cantik, yang terbaik
Tapi tak bisa jalani semua, karena ini realita
Uang yang berkuasa, untuk kita menyambung nyawa
Aku dan adik pergi, memilih jalan sendiri
Banding mencari uang, coba hidup mandiri
Lewati malam hari, dengan iblis penari
Pada suatu ketika, ia pun kembali
Hamil kini dirinya, tak tau dengan siapa
Karena banyak pria, yang tidur dengannya
Ibu maafkan aku, marahlah padaku
Adik maafkan aku, tak bisa menjagamu
Ingin ku bercerita, namun dengan siapa
Ku ingin lotarkan berjuta kata putus asa
Sebagai lukis aku, tak membuat ku ragu
Kini saatnya aku, bangkit kesetiaanku
Aku putuskan jalan hitam bersama aku
Pernah sesekali, dibalik jeruti putih
Tempat dimana saat, diam aku terlena
Jalani dunia fanar, realita yang nyata
Tempat aku berbidak, sama orang memandangku
Mengerti aku, jalananku yang berliku
Untuk genetasi, nama ku yang berdiri
Judi dimana-mana, katakan aku disana
Apa aku menyesal, sangat sesalinya
Nama ku tersebar, berbagai pencuru kota
Pembunuhan sadis, ku bantai sekeluarga
Tak ada basah-basih, pramokan aku kalah nih
Hatiku beteriak, diam aku menangis
Muak di dalam ruka, persentan kalian semua
Inilah yang terjadi, hanyutnya keluarga
Sebuah penghianatan, gataukan semuanya
Andai kan waktu itu, aku melihat ayah
Dengan wanita lain, dan aku mempunyai
Mungkin bahat ini, tak jadi seperti ini
Ku benci hidup ini, dan ku puaskan hidup ini