Masih ingatkan dikata kitaMembuai asmara di tangan jiwaKini benih itu sudah tumbuh dan berbunga mekarBerakar berdaun segarKini benih itu sudah tumbuh dan berbunga mekarBerakar berdaun segarMari umpuknya sepenuh jiwaSirami dia dengan kasih mesraKini berbunga sudah, berbuah pun sudahTak sudikah kau petik buah yang lezat rasaAtaukah sampai hati membiarkannyaMohon peranah mati tiada berguna lagiMasih ingatkan dikata kitaMasih ingatkan dikata kitaMembuai asmara di tangan jiwaKini benih itu sudah tumbuh dan berbunga mekarBerakar berdaun segarKini benih itu sudah tumbuh dan berbunga mekarBerakar berdaun segarMari umpuknya sepenuh jiwaBerakar berdaun segarMari umpuknya sepenuh jiwaDan berbBerakar berdaun segarBerakar berdaun segarBerakar berduaKecap berbPerhatikan mulut dan kakiBipati bahasa kataHidup semalamPerhatikan mulutDikileriDi lens minatDi lensesaI culminareIslam S لوategion*Kini berbunga sudah berbuah pun sudahTak sudikah kau petik buah yang lezat rasaAtaukah sampai hati membiarkannyaPohon merana mati tiada berguna lagiMari kuburkan sepeluh jiwaSilami dia dengan kasih mesra