Di saat waktu berhenti, kosong. Dimensi membutakan mata, memekakkan kelinga, lalu diri menjadi hampa.Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerkah, sadarku akan hadirmu mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri.Ultil albih bersarahan, hayyana ba'idil karahan, syakiria kulli na'man, ba'idil na'anil fatalan.Merendungi luar jendela, mengagumi kebesaran yang maha eza, ku menilai kehidupan dari sudut berbeza, tak memadai hanya kecapi rasa selesa.Maukan harta yang mampu beli satu semester, berpesta kepagi botol berkelimpangan, kekasih mudah bukan takkan berpegang tangan.Harta dan jamuan nafsu tidak berkegalan, bila menjelang tua bukan itu jadi pergalan, dan jangan puisi ini bisa lah tak sempurna.Bukan berkubah, coba betulin diri jua, ingin hidup sempurna, aset nilai berjuta, saling tukar wanita, senyum dan mati tua.Bakat di kunia jangan disalah guna, jangan kufur nimat yang diberi percuma, guna kelebihan untuk hikmah bersama, jagalah nama, hidup penuh pementasan dan drama.Ada berisi, ada yang kurus, ada melencong, ada yang lurus, bukan semuanya tulus.Ada sempurna, ada kurang upaya, ada yang jadi puta, hanya bila sudah kaya.Sebesar rumah bermula, dengan sekecil batak, boleh hilang dalam sekelip mata.Ucap lah, Alhamdulillah, bukannya sukar, kena semana kaya atau besar, tetap Allahu Akbar.Kami berterima kasih secara jujur, ayo kita pergi dari kebencian.Terima kasih atas semuanya, kita berjauhan dari kesalahan.Menjadikanlah, kutertera, Fizabilillah, kutertera di kalimah, harap memanduilah, kita apa bila persimpangan tiba.Hidup penuh dengan rintangan, harus ku hadapinya, harap ku tidak lupa diri bila gembira, dan cuma mula mencari kau di saat hibar.Ku cuma manusia, penuh dengan kesilapan, tapi bisa membezakan cahaya dan kegelapan.Abah, bila di kalangan, duri, onak dan cobaan.Neko, bila dicobakan, karo, kuasa dan perempuan.Sentiasa legar di minda, dikerjana mil bintang, dari zaman bermula, hingga ke akhirnya.Ku mengerti, siapa ku tanpamu di sisi, dan apa guna posesi, juga posisi.Sementara ini cuma hanya puisi, nukilan tulisan dan bisikan isi hati.Mencari keterangan, menjiwai peranan, menempati pesanan, janji juga saranan.Alhamdulillah atas kurniaan rezeki, moga tidak leka dalam perjalanan ini.Kasihan dalam hatiku secara jujur.Ayo kita jauhkan kebencian.Terima kasih atas setiap permohonan.Jauhkan kita dari kesalahan.Leri, ya Ruhi, ya Nabi.Leri, ya Ruhi, ya Nabi.Aku yang memandang di dalam lubuk hati, mencari-cari zat rahasia yang katanya tersembunyi.Aku yang melihat alam meliputi, wujud menyentai, lalu kupindakan alam ke dalam mata hati.Aku hakiki, aku mengerti, segala yang terjadi, di langit dan di bumi.Dunia yang tak ada fantasi, pelik dan benar, kadang-kadang kau berilah ku kekuatan,agar dapat ku hindarkan segala kesesatan.Usah kau biarkan nafsu ku terliur, dari pandangan majazi ini.Aku yang hodoh lagi hina, amat benar merindui, menggajah haya lelatu,tak membutakkan mataku.Semoga segala uji, tak ku meninggi diri.Moga segala janji, dapat juga ku penuhi.Moga dapat ku hadang tikaman dari belakang.Lidah setajam pisau, ku tidak akan risau.Dengan dugaan, cabaran, sepanjang perjalanan,ku pasrah, ku akur, 786, Alhamdulillah syukur.Kutil kalbi bersarahan,Hayana ba'idil karahan,Syakiri a'kulli ni'man,Ba'idina a'lil fatyanat.Sujudku, pun takkan memuaskan inginku,untuk hanturkan sembah sedalam kalbi.Adapun, ku sembahkan syukur pada mulia Allah,untuk nama, harta, dan keluarga yang mencinta,dan perjalanan yang sejauh ini tertempa.Alhamdulillah, pilihan dan kesempatan,yang membuat hamba mengerti lebih baik tentang makna diri.Semua lebih berarti,apabila di hayatmu,Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.Alhamdulillah, Alhamdulillah.