Siapa tahu, Kp Ala Dixit
Tapi tak tahu, bukan orang sama
Rindanya jalan diwada, bukannya jantiban
Dua bintang sulat, tetap tak ada duanya
Menampak dikawin lantai serah
Dengan hatinya Kp Sisa
Menambah salera hingga orang tamarinda
Kesana Arabia, kembali terasa
Kamu terasa, sana, kamu menikmati, kamu yang ada
Ada kontrol kembali yang namanya Ala Dixit
Gau muda, aku habis-habis dikoba
Perut berapa dari Alaria
Kiriman dari jalan ke sana,
kembali sama Rindanya
Dari pegawai ke jalan, jalan terbosnya
Mengunggah selera, mudahan wanita
Dia lewat, saat di mambir, parkir
Tak mau, pikir-pikir, tapi ingin kau pulang
Ngebayar, parkir
Ala Ala Ala Ala Ala Dixit
Kau inginlah,
manis,
mempersahabat,
terasa,
mematik Orang pelayan yang tinggal di Anggapis
Kau menyumpah paling banyak,
Dixit,
tapi hangga dua kaya yang dikati
Kau yang dibandingkan,
Dixit,
tapi yang menangis,
kamu juga lagi kan,
Dixit
Tapi kamu bukan pekunik,
kamu berkunjung,
kamu melayani
Kalau lapaya, kamu membalik
Walau banyak mobil yang parkir,
bukan berarti kamu cari kalah yang dikit
Jika yang aneh, kan mungkin ditutupin,
apalagi bikin lo semuanya meringit
Dek payan,
kamu yang agak,
gabutan,
kumasihap,
mengayat,
menyanggak
Deg-deg-deg,
selalu mengintip,
agak,
takut,
memperlangan,
kami anggap,
agak
Ala Ala Ala Ala Ala Dixit
Ala Ala Ala Ala Ala Dixit
Ala Ala Ala Ala Ala Dixit
Ala Ala Ala Ala Ala Dixit
Dener Badan Demixing
Siapa tak tahu, sekawe ala dese
Tapi tak tahu,
bukan orang sama dia yang jadi jalan juanda
Bukannya Gavipa,
dua lira dua desa,
tak ada duanya
Menampaknya kawinan senyera,
dengan nasinya kawe sesa
Menambah selera, enggak orang tamaringa
Kesana Arabia,
kamu terasa sangat kamu,
nikmati malu yang ada
Eh ada contoh bahasa yang namanya Arabian Saga
Kau muda,
aku abis-abis koba,
berhubung berhapa dari Alabia
Jangan kesukaan yang samaringa,
dari pegawai pendekatan pebosnya
Mengunggah selera,
mudahan wanita,
yang lewat saat di mambir
Markir,
tak mau pikir-pikir,
tapi ingin sempurna ngebayar
Markir
Ala ala ala ala ala desa
Kau ingin berlahan-lahan mati,
membuat kesalahan terasa lewat mati Walau pelayannya tidak menjadi,
penuh juga paling banyak pedis Tapi hendaknya pelayan yang adil,
karena pemimpin tak jelasin,
tapi yang menangis Kami juga lagi tak sedikit,
tapi kami bukan pekunik,
dan berkundungkan pelayani Kalau saya,
kami memberi
Walau banyak muntah yang pargit,
bukan berarti kamu cari kalahnya dikit
Bayangan agama yang tinggi dan tenggik,
apalagi bikin lo semuanya meringit
Dekupar yang menunggu yang ada,
kamu semua siap mengayuni anda Dengan penuh selalu mengintiwanya,
kita kumoh pelanggan kami anda banyak
Dan juga paden remikser