Nafas terhenti seketika tertutup pintu bicara
Bagai sebilu
sejuta mengiris
Di dada sekuju tubuh mukaku
Berseribut
putih salju
Paduku
terlena memisuh
Panggilah
yang satu-nya
Tiada senyum,
tiada tawa
Tiada lagi segalanya
Sedangkan bersama
menemani
ku ciumnya
Oh air mata pengiringi pemergian
Sayang doa cintaku iwikan
Besisiku jihadiku
Agar subur selamanya
bersama disisiku di hatimu